Aku enggan menyebut diriku sebagai orang yang adil sebab 99 dari 100 tindakanku tidak adil.
Aku enggan menyebut diriku politisi sebab aku hanya berusaha menata diriku sendiri, keluargaku dan kaumku.
Aku enggan menyebut diriku sebagai pemuda pewaris negeri, sebab aku anti dengan DNA negeriku.
Aku bermimpi bertanggungjawab pada kebaikan bangsa dan negeriku, tetapi aku lalai mempertanggung jawabkan nilai-nilai luhur bangsaku dalam keseharianku.
Aku ini, orang berpura-pura tetapi sadar akan-nya aku tak punya. Seperti bunglon, aku bertahan hidup dalam banyak kepura-puraan. Aku serius berpura-pura menjadi orang adil, orang baik, orang pandai nan bijaksana.
Orang-orang memujiku sebagai tuan atas banyak kebaikan yang berpura-pura.
Mereka ini adalah ‘saya’ yang lain.
Mereka, bersorak-sorai dalam ketidaktahuannya akan aku yang sesungguhnya.
Mereka menganggap aku serius berbuat baik padahal aku hanya serius berpura-pura. Sayang, nihil kesadaran akan yang ‘didalam’.
@ Pasir Pangaraian, Riau, Indonesia
Catatan:
DNA Bangsa Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika.