Hai hai…

Apakah Anda pernah mengalami? pas lagi jalan di sepanjang suatu hari (maksudnya menjalani suatu hari) hehe kok begitu ribet yah?

Iyah, maksudnya pernahkah Anda merasa ribet di hari itu sebagaimana tata bahasa yang ribet di atas? hahah

Akan ada hari dimana kita merasa kita merasa tidak menemukan jalan keluar, kita mengalami hambatan yang besar di sepanjang jalan, kita tiba-tiba tidak berdaya, kita terpukul dan sedih. Dan kita kadang mengingatnya kembali di hari berikutnya.

Bagi saya, hari itu adalah selalu ‘sekarang; saat ini, disini dan kini.’ Dan memang, kita selalu menemui hal-hal yang menjemukan hingga membuat kita kecewa atau bahkan naik pitam.

Saat situasi seperti itu, biasanya apa yang Anda lakukan? Terutama pas merasa sudah berada di jalan buntu. Silahkan sharing pengalaman Anda di kolom komentar.

Hanya sedikit pribadi yang menjalani hari-hari dengan tampak mulus. Saya tidak termasuk dari yang sedikit itu. Selalu ada tantangan setiap hari.

Seruput dua sampai tiga kali sambil duduk di pojok belakang warung kopi, kemudian menjumlahkan berbagai kemungkinan, pelan-pelan saya murnikan segenap tantangan itu kedalam cangkir kopi saya, dan saya habiskan saat itu juga. Heeeuk mantavvvvv!

“Bung, kesusahan hari ini cukup untuk hari ini saja.’ Begitulah aroma kopi itu berubah watak menjadi suatu nasihat. “Besok punya kesusahannya sendiri.” Tambahnya.

So, untuk Anda yang sedang gulana, jangan khawatir. Anda pasti bisa. Dan pasti bisa dengan secangkir kopi hangat dihadapan Anda.

Letakkan satu cangkir kopi hangat di hadapan Anda, lihat dan perhatikan wajah Anda di dalam cangkir itu. Senyumlah: naaaah, Lihatlah Anda luar biasa dengan senyum itu!

Bung Jhon

Author Bung Jhon

Saya adalah yang paling tahu siapa saya bahwa saya banyak tidak tahu.Sepanjang hidup, saya senang berfikir dan berefleksi di samping membaca. Anda tahu? saya menulis kemarin, minggu lalu, sebulan yang lalu dan setahun yang lalu; Saya baca hari ini: kini, saat ini, sekarang dan saya malu sekali. Saya malu karena tulisan saya datar, dan dangkal sekali maknanya.Saya tersadar: Bahwa menulis adalah seni mengungkapkan kebodohan.

More posts by Bung Jhon

Leave a Reply