Jakarta, Cermin Perubahan dan Relasi Profesional

Jakarta bukan sekadar ibu kota. Ia adalah pusat gravitasi perubahan. Setiap sudutnya adalah simbol ambisi, dinamika, dan pergolakan ide. Dalam setiap perjalanan ke Jakarta, saya selalu menemukan sesuatu yang baru untuk dipikirkan.

Karena urusan pekerjaan, saya beberapa kali ke Jakarta pada 2022 dan 2023. Saya selalu senang berada di sana. Kemegahan hutan bangunan, jembatan, trotoar, petunjuk jalan, dinamika lalu lintas, dan ribuan kaki yang terus bergerak adalah potret yang tidak pernah gagal membuat saya terpukau. Ada kehidupan yang seakan tidak pernah berhenti, seolah kota ini terus mendikte arah perubahan bangsa.

Dalam perjalanan kali itu, saya dan rekan kerja berkesempatan menikmati MRT alias kereta bawah tanah. Moda transportasi yang bagi warga Jakarta mungkin sudah biasa, tetapi bagi saya tetap menarik. Ada nuansa efisiensi dan kemajuan yang terasa begitu nyata.

Setiap perjalanan ke kota lain, saya memiliki kebiasaan: menghubungi beberapa senior dan kolega untuk bertemu, berbagi cerita, dan memperkaya perspektif. Jaringan GMKI dan lintas pertemanan, serta rekan sejawat profesional, adalah bagian dari ekosistem yang selalu saya jaga. Ada yang menyisihkan waktu untuk bertemu, ada yang tidak sempat karena padatnya agenda, dan ada yang memilih diam. Semua itu bagian dari dinamika interaksi yang saya pahami dan hargai.

Menjadi Subjek atau Objek Perubahan

Dalam satu kesempatan, saya bertemu dengan seorang senior yang kini berkarir di BUMN. Percakapan kami tidak sekadar perbincangan biasa, tetapi diskusi mendalam tentang bagaimana organisasi tempat kami belajar dulu telah membentuk karakter dan pola pikir kami saat ini. Kami sepakat bahwa organisasi bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan laboratorium bagi anak muda untuk belajar kepemimpinan, strategi, dan misi sosial. Namun, organisasi hanya bisa menjadi kendaraan yang efektif jika para pelakunya berpikiran maju dan terbuka.

Lalu senior saya berkata, “Bung Jhon, ini Jakarta. Abang selama di Jakarta menikmati pekerjaan profesional sembari mengikuti perkembangan, dan semakin yakin bahwa perubahan besar untuk Indonesia ini hampir 100% diputuskan di Jakarta. Artinya, dengan berkarier di Jakarta, kamu punya peluang untuk melakukan berbagai perubahan. Jika tidak, kamu hanya akan menjadi objek perubahan.”

Pernyataan itu membuat saya berpikir. Perubahan besar memang lahir di pusat-pusat kekuasaan, ekonomi, dan politik seperti Jakarta. Namun, di daerahlah perubahan itu diejawantahkan, dijalankan, dan diuji dampaknya. Lalu, apakah kita hanya menerima dan melaksanakan, atau bisa ikut memberi masukan, bahkan menentukan arah perubahan? Itu adalah pertanyaan besar yang harus kita jawab sendiri dalam perjalanan karier dan kehidupan kita.

Relasi Profesional: Lebih dari Sekadar Jejaring

Percakapan yang sarat nilai hanya bersumber dari pikiran yang maju dan terbuka. Tidak semua senior atau kolega bisa menjadi sumber inspirasi. Namun, ketika kita memiliki relasi profesional yang tepat, maka ada banyak pintu yang terbuka. Relasi bukan sekadar daftar kontak di ponsel, melainkan ruang diskusi yang memungkinkan kita mengasah cara berpikir dan melihat dunia dari sudut pandang yang lebih luas.

Keuntungan terbesar memiliki relasi profesional yang baik adalah akses terhadap gudang ilmu dan pengalaman yang sebelumnya mungkin tidak kita bayangkan. Kita tidak hanya belajar dari buku, tetapi dari pengalaman nyata orang-orang yang telah menempuh perjalanan lebih dulu. Keberuntungan ini adalah anugerah, dan seperti semua anugerah, ia harus dikelola dengan bijak.

Jakarta, Cermin Evolusi Diri

Jakarta adalah wajah evolusi perubahan. Pergi ke Jakarta bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan reflektif. Setiap sudutnya mengingatkan saya akan ambisi, kerja keras, dan realitas bahwa dunia tidak menunggu siapa pun. Kota ini selalu memantulkan gambaran tentang diri: apakah kita cukup tangguh untuk menghadapi perubahan, atau hanya terpukau dalam keterpesonaan tanpa makna?

Saya terpukau. Saya kagum. Saya tergugah. Tapi lebih dari itu, saya bercermin.

Jakarta, sampai jumpa lagi. Saya akan kembali, dengan lebih banyak pertanyaan, lebih banyak pelajaran, dan lebih banyak alasan untuk terus berkembang.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Adaptasi artikel yang saya publikasi di Linkedin saya, 21 Januari 2023. https://www.linkedin.com/pulse/relasi-profesional-itu-anugrah-jhon-fernandes-dollu-klaping/