Relasi yang Kuat di Topang oleh Pengenalan dan Penerimaan

Kita merencanakan akan kemana saja dalam hidup ini; tetapi kita tidak benar-benar tahu akhirnya akan merantau ke kota mana, lalu ke kampung apa, begitu dan seterusnya.

Bermula dari nonton bola di ruang tamu, saya berjumpa dengan Bang Maga, Putra Padang yang merantau jauh ke Bumi Khatulistiwa, Pontianak . Sekilas kami sama-sama sapu dada menyaksikan kekalahan Timnas. Kami bercakap-cakap dan menanyakan asal usul satu sama lain.

Putra asal Minang ini sehari-hari bekerja di salah satu perusahaan Sawit di Kalimantan Barat. Dari percakapan kami beliau sudah tebak saya berasal dari daerah mana.

“Oh banyak orang Timur kerja di tempat saya.” Katanya dengan yakin. Akhirnya kami berdiskusi walaupun tidak mengenai banyak hal.

Satu bulan berlalu, kami tak saling jumpa lantaran tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pada pekan pertama bukan Oktober 2019. beliau menghampiri saya lalu memberikan kira-kira 1/2 Kg Kopi Bubuk Asli Padang. Mantap betul kopi itu.

Selepas itu kami tak jumpa dalam beberapa pekan kemudian. Sekali waktu akhirnya kami jumpa tetapi hanya sekedar menanyakan kabar karena padatnya aktivitas masing-masing.

***

Beberapa hari yang telah lalu, tepatnya 10 Februari 2020, beliau kontak saya dan ingin berjumpa. Beliau membawakan saya beberapa bungkus Kopi Bubuk lagi. Suatu pertemuan yang tidak dipikirkan, sama sekali diluar dugaan.

Saya terharu.
Energi positif dalam diri beliau begitu terasa.
Sambil memberikan kopi, beliau berkata, “Bang, dalam waktu dekat saya pindah tugas ke Kalimantan Tengah. Kita sama-sama perantau. Semoga kita bisa berjumpa kembali.” Tutup beliau.

Saya yakin, beliau jalan bersama sukses dimana pun berada. Saudaraku, semoga kita dapat berjumpa kembali.

Renungan:
Kita hidup dalam lingkaran sosial dan memiliki jaringan yang luas. Akan tetapi, apakah lingkaran sosial dan jaringan yang luas membentuk relasi yang kuat antarsesama? TIDAK!

Relasi yang kuat hanya berdiri kokoh di atas pengenalan dan penerimaan sebagai sesama!