Banyak Bicara Pertanda Butuh Perhatian

Setiap hari, tiap-tiap orang yang sehat pendengaran dan sehat berbicara, secara silih berganti berada pada posisi sebagai pendengar dan pembicara.

Pernahkah Anda, dalam kurun waktu tertentu, sempat menghitung jumlah kata yang keluar dari mulut sebagai pembicara, dan jumlah kata yang masuk sebagai pendengar? Jika belum, kita sama.

Dalam konteks tersebut, bukan seberapa mampu atau seberapa banyak kita berucap, melainkan seberapa besar dampak dari ucapan kita dalam kehidupan kita sehari-hari.

Langit dan bumi tercipta dari rencana besar Allah yang dimulai dengan KATA-KATA (Firman Allah). Para nabi banyak melakukan mukjizat dengan KATA-KATA juga. Artinya, tidak ada perkataan yang sia-sia.

Berapa banyak orang yang mati gantung diri karena dimulai dari kata-kata? Kata-kata juga selalu mengawali peperangan besar dibelahan bumi. Dengan kata-kata, orang lain bisa merasakan dirinya sebagai bukan manusia. Dengan kata-kata orang lain (kita) bisa kehilangan diri sendiri.

Pernahkah Anda, saat sedang berbicara dan orang lain mendengarkan? Atau, orang lain berbicara dan Anda mendengarkan? Yang saya maksud adalah “mendengarkan” bukan “mendengar”. Kedua kata tersebut mengandung arti yang berbeda atau tidak sama.

Di zaman milenium ini, setiap orang ingin selalu mendominasi. Bahkan dalam hal berbicara. Orang perorangan menjadi sibuk berbicara daripada mendengarkan. Alhasil, kata-kata mengalir deras seperti banjir yang membawa banyak sampah.

Mengapa orang lebih mudah berbicara daripada mendengarkan? Ada banyak alasan yang secara positif berarti baik, dan negatif dalam arti yang buruk.

Banyak bicara pertanda terlampau hilang di dalam realitas. Hanya berbicara yang ia paham sebagai bentuk atau upaya untuk eksis dari sunyi; maka, penting atau tidak penting suatu hal, dibicarakannya: Baik atau buruk keadaan, dibicarakannya.

Sebagai pengingat, bahwa dalam kondisi apapun, Anda tidak boleh mendengarkan pakai mulut. Jika tidak perlu, Anda tak perlu berbicara. Ingatlah, berbicara itu seni, dan semua orang hampir terpesona dengan kesenian.

Apa yang dimaksud dengan “mendengarkan pakai mulut?” bersambung

Catatan:
Saya adalah Anda.
Anda bukan saya!