Foto bersama Bapak Markus dan Bang Hery

Bagaimana memahami hidup ini?

Apakah hanya sekedar makan, minum, tidur lalu bangun lagi, begitu lagi dan seterusnya? Antara lain juga apakah kerja, dapat duit, habiskan untuk pemenuhan kebutuhan, begitu lagi dan seterusnya? Kalau hidup untuk kenyang saja, Kera di hutan juga berlelah-lelah untuk kenyang Bung!

Padi yang menguning adalah hasil yang luar biasa dari suatu ketaatan pada proses. Dari benih, berjuang merebut makanan yang sama dari mulut ilalang yang lapar. Padi yang menguning tidak hanya membuat para petani menjadi senyum bangga dan bergembira. Lebih daripada itu, padi yang menguning adalah lambang kehidupan; disana ada harapan untuk hidup esok hari. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama manusia dan beberapa ternak peliharaan di belakang rumah.

***

Dinamika kehidupan

Hidup memang dinamis. Secara kasat mata, Anda tidak akan menyaksikan tanaman padi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhannya hanya nampak diam dalam penglihatan kita namun sangat evolusioner.

Setiap detik padi mengalami pertumbuhan dan siap menghadapi berbagai dinamika alam. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, padi harus tetap bertumbuh dalam hantaman hujan, angin dan badai, maupun terik matahari yang membakar.

Manusia dalam kehidupannya sudah harus seperti itu. Bahwa setiap hari adalah hari yang baik untuk bertumbuh dan berkembang, menanam benih-benih silahturahmi, lalu menuai inspirasi, semangat dan niat juang yang tinggi. Bahwa sebaik-baiknya perjumpaan adalah yang didalamnya Anda menemukan pencerahan untuk hidup lebih baik setiap hari dengan kualitas sebagai pribadi.

Kualitas sebagai pribadi sebenarnya tidak berhubungan dengan eksistensi seseorang. Pribadi adalah keutuhan diri. Suatu kualitas yang ada sebagaimana adanya. Tidak bergantung pada pikiran, perasaan dan perkataan orang lain. Ia otonom.

Eksistensi itu berhubungan dengan kondisi. Misalnya sakit, sekarat, terpuruk: gelisah, kecewa dan takut, begitu seterusnya. Pribadi itu melampaui kondisi hingga emosi manusia. Inilah yang eksistensi itu. Yang sakit bukanlah si diri, melainkan tubuh yang eksis itu. Pribadi adalah kualitas yang tidak mengenal sakit.

Maka, untuk memahami hidup ini, setiap orang sebaiknya menyadari kediriannya sebagai pribadi yang saat bersamaan itu, orang-orang lain juga adalah suatu pribadi, atau kesatuan yang tunggal.

Dengan begitulah, kehidupan dapat dijalani tidak hanya untuk mengokohkan kemuliaan sebagai suatu pribadi tetapi juga memberikan makna pada hidup sebagaimana padi yang menguning itu; tidak hanya membuat para petani bergembira, mereka juga yakin bahwa hidup bisa dijalani hingga hari esok, tidak hanya diri sendiri tetapi juga sesama manusia.

Siapa yang menginspirasi, ia benar-benar hidup.

Saya perkenalkan, Pak Markus (Putra Papua yang merantau ke Kalimantan dan memilih menetap di Pontianak). Beliau dipercayakan menjadi Ketua Perguruan Muay Thai di Kalbar. Beliau sendiri membuka perguruan dengan nama Fanko Club (cek di google) dan sebagai pelatih senior di Muay Thai.

Selanjutnya, Abang yang pakai batik ini putra Dayak, namanya Heryanto yang dengan rendah hati menyebut diri sebagai orang kampung. Sangat egaliter dan sederhana dalam interaksi hari ini. Banyak hal kami diskusikan, pokoknya luar biasa deeh..

Tidak heran, Beliau dipercayakan menjadi Ketua Umum Gabungan Perusahaan Konstruksi Indonesia – BPP Kalimantan Barat. Setiap hari saya terhubung dengan orang-orang baru.

***

Saya menuai banyak inspirasi dan semangat keugaharian. 😇 

Bung Jhon

Author Bung Jhon

Saya adalah yang paling tahu siapa saya bahwa saya banyak tidak tahu.Sepanjang hidup, saya senang berfikir dan berefleksi di samping membaca. Anda tahu? saya menulis kemarin, minggu lalu, sebulan yang lalu dan setahun yang lalu; Saya baca hari ini: kini, saat ini, sekarang dan saya malu sekali. Saya malu karena tulisan saya datar, dan dangkal sekali maknanya.Saya tersadar: Bahwa menulis adalah seni mengungkapkan kebodohan.

More posts by Bung Jhon

Join the discussion 2 Comments

Leave a Reply