Dalam Cinta, Manusia Menjadi Merdeka
Dalam cinta,
manusia menjadi merdeka.
Merdeka dari intervensi.
Tak ada yang perlu dikendalikan,
karena cinta tak butuh kendali.
Merdeka dari kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.
Sebab cinta bukan alat tawar-menawar.
Ia murni. Ia memberi. Ia melepas.
Merdeka dari tipu-tipu.
Cinta tak bermain topeng,
ia hadir dalam kejujuran yang telanjang.
Merdeka dari mengharap rasa hormat.
Karena cinta tak menuntut tepuk tangan.
Ia bekerja dalam senyap,
tanpa butuh panggung.
Merdeka dari superioritas.
Sebab cinta tak berdiri di atas,
melainkan berjalan sejajar.
Merdeka dari diri yang diam—
yang enggan bersuara
di tengah ketidakadilan
dan kebisingan yang membutakan nurani.
Dalam cinta,
kita memilih untuk bergerak,
bukan karena ingin menang,
tetapi karena ingin menebus
dan menjadi manusia seutuhnya.




