Bung Jhon

Bung Jhon

Saya adalah yang paling tahu siapa saya bahwa saya banyak tidak tahu.Sepanjang hidup, saya senang berfikir dan berefleksi di samping membaca. Anda tahu? saya menulis kemarin, minggu lalu, sebulan yang lalu dan setahun yang lalu; Saya baca hari ini: kini, saat ini, sekarang dan saya malu sekali. Saya malu karena tulisan saya datar, dan dangkal sekali maknanya.Saya tersadar: Bahwa menulis adalah seni mengungkapkan kebodohan.

Inspirasi Secangkir Kopi

Kamis, 05 September 2019, dibawah atap langit kota yang tidak bersih. Beberapa asap menari dengan riang bersama gumpalan awan kecil setiap kali ku arahkan mataku kira-kira lima kaki tingginya. ‘Kota ini cukup panas’, Jelas ku didalam hati saat ikut bersesak-sekan…

Merawat Kemerdekaan Kita

Bung Karno pernah menegaskan bahwa “kemerdekaan hanyalah sebuah jembatan. Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan emas itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama rasa. Satu ke dunia sama ratap sama tangis.” Konsepsi tentang dunia sama rata sama…

Menjadi Berguna

Setelah sarapan, ngeteh atau ngopi pagi kita memulai hari. Sebagai individu, kita semua punya kehidupan masing-masing. Dengan demikian, tentu tidak sama tujuan kita menjalani hari yang cerah di suatu hari di bawah langit kota dengan kadar udara yang cukup keruh…

Manusia Tercerahkan

~Suatu catatan mengenai Iman manusia yang membumi ~ Kemurahan Allah yang diam di dalam diri manusia berarti menerima orang yang tidak diterima; Pertama, menghargai orang yang tidak layak mendapatkan penghargaan. Dalam kehidupan sosial, penghargaan adalah sesuatu yang selalu menjadi buruan…

Terbentuk dari Benturan

Manusia adalah mahluk yang terus menjadi. Menjadi adalah proses yang tidak pernah selesai. Tidak pernah selesai karena kehidupan manusia selalu dinamis. Dalam interaksi sosial, tidak dipungkiri hampir semua manusia menjadi penyebab orang lain menderita. Atau setidak-tidaknya dikenang sebagai orang yang…

Indonesia: Rumah “Anak Semua Bangsa”

Kita tidak bisa tidak menerima bahwa segala sesuatu dimulai dari rumah. Rumah adalah ruang semua tentang hidup dan kehidupan. Rumah adalah satu-satunya tempat kita dapat mendekap lebih dekat rupa dan warna hidup dan kehidupan. Sejauh apa pun perjalanan, rumah adalah…

Dua Puluh Lima

Dua Puluh Lima

Dua puluh lima hari Tidak ada yang abadi; Kebahagiaan itu koma Dalam waktu lama. Dua puluh lima hari Adalah waktu yang panjang; Mengenang yang hilang Menunggu yang tak pulang Menjemput yang tak datang, Menyerupai Hari tanpa siang. Dua puluh lima…

Dunia Merpati

Dunia Merpati

Hidup ini seperti detik-detik waktu yang berlalu dengan tanpa henti. Detik-detik sebagaimana kita pahami ialah titik awal menuju se-menit hingga bertahun-tahun. Namun demikian, saya, entah bagaimana dengan Anda, belum mendekap erat detik itu seutuhnya dan menyeluruh, sebagaimana disebut se-menit oleh…

Sekosong Langit

Sekosong Langit

Hari ini saya melihat ke arah jalan depan kantor dengan ‘mata tajam’. Ada orang yang jalan kaki. Ada yang berkendaraan. Ada yang sedang melayani pelanggan (penjual siomay). Yang lain duduk termangu. Lainnya berjalan dengan kepala tertunduk. Sisanya berjalan sambil menoleh…

Menghayati Perjuangan

Menghayati Perjuangan

Satu kesalahan mendasar saya saat melakukan perjalanan ialah tidak mengahayati perjuangan yang telah saya lalui. Menghayati perjuangan berati mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri secara kritis, terbuka dan jujur; ‘mengapa saya harus berada di jalan ini’? Apakah seharusnya saya berada disana?…